2 Comments
“Kewajipan pertama selepas Iman ialah menghadang musuh yang menyerang agama dan kehidupan dunia” Ibnu Taimiyah
Segala puji bagi Allah, kami memujiNya, kami memohon pertolongan kepadaNya, kami memohon keampunan kepadaNya, kami berlindung kepadanya daripada segala kejahatan diri kami dan keburukan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tiada sesiapa dapat menyesatkannya dan barangsiapa disesatkan Allah maka tiada sesiapa dapat memberi petunjuk kepadanya. Aku naik saksi bahawa tidak ada Ilah melainkan Allah dan Aku bersaksi bahawa Muhammad adalah hamba dan pesuruhNya. Semoga keredhaan ke atas baginda, keluarganya dan para sahabat.
Adapun sesudah itu,
Media yang kebanyakannya dikuasai oleh thagut sekian lama cuba memainkan sentimen kaum Muslimin dengan memetik dakwaan-dakwaan palsu oleh jurucakap-jurucakap Tentera Kerajaan Musyrikin Buddha Thailand yang mendakwa Mujahidin melakukan pembunuhan terhadap orang-orang Islam di Pattani Darussalam.Penjelasan kami terhadap hal di atas seperti berikut:Pertama: Seluruh pejuang-pejuang membebaskan Pattani tidak pernah terlibat dengan pembunuhan terhadap kaum Muslimin sebagaimana yang didakwa oleh Tentera Kerajaan Musyrikin Buddha Thailand.
Dalam perjuangan melawan militer Thailand para pejuang Patani menerapkan titik geriliya. Salah satu panduannya adalah strategi geriliya yang pernah diterapkan di Indonesia terdapat beberapa elemen perjuangan rakyat Pattani yang melakukan perlawan terhadap pemerintah Thailand. Meskipun semuanya menuntut kemerdekaan, tetapi masing-masing memiliki karekter dan identidas sendiri. Pernah ada upaya untuk menyatukan semua gerakkan perlawan ini dalam satu atap, dengan mengunakan istilah Bersatu, namun tak efektif. Hingga kini yang termasuk aktif melakukan serangan adalah BRN dan POLO, namun kedua kelompok tak pernah mau mengaku. Ada serangan terhadap militer Thailand, namun tidak ada pihak yang bertanggungjawab. Semua gerakan perjuangan tutup mulut.
Wilayah Thailand Selatan terdiri dari lima provinsi besar, Pattani, Yala, Narathiwat, Setun dan Songkhla. Mayoritas penduduknya beragama Islam dan berbicara dalam Bahasa Melayu. Secara etnik maupun kultural warga kelima provinsi itu lebih dekat ke Melayu daripada Siam.
Wilayah suku Melayu (selatan Thailand) adalah sebuah negara pernah berdaulat yang diperintah oleh kesultanan Melayu, sampai Thailand mencerobohnya dan menjadikan wilayah dari bagiannya pada tahun 1902, tanpa persetujuan penduduk setempat.
Dari masa ke-masa dari hari ke-hari sentiasa menungu hari kemerdekaan PATANI. Dari manakah akan mencampai kemenangan perjuangan islam PATANI. Adakah harus tungu sampai seratus tahun baru lah kita akan bersatu atau harapan kita itu tingal hanya harapan saja. Sudah lama rakyak PATANI meneruskan harapan kepada orang-orang berjuang yang mengatakan kamilah perjuang Islam dengan ikhlas di manakah hilang kata-kata ikhlas semua itu sedangkan kita masih lagi berpecah belah sama sendiri bilakah semua akan bersatu di kalagan kita dan lain-lain lagi. yang akan pergi ke arah yang sama yaitu berjuang demi RAKYAT PATANI menbebaskan PATANI dari siam bukan berjuang untuk kumpulan atau kelompok tapi berjuang demi agama bangsa dan tanah air kita. Di hari ini ramai lagi yang tidak faham apa arti berjuang tahu berjuang saja keikhlasan tidak ada dalam diri sendiri terutama sekali kepada ahli-ahli kumpulan tersebut dimana keikhlasan kamu semua sedangkan kamu sendiri pun tidak boleh bersatu sama sendiri tidak boleh pergi ke arah yang sama yaitu berjuang untuk agama,bangsa,dan tanah air PATANI.
Langganan:
Postingan (Atom)